Sungguh Maha Besar Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan hanya mengamati sedikit saja yang telah Allah ciptakan membuat kita merasa tak berdaya dan sangat kecil dari keseluruhan sistem sempurna yang ada dibaliknya. Sungguh tidaklah masuk akal apabila semua itu dihubungkan dengan teori-teori para scientist barat yang membolak-balikkan kebenaran hanya demi popularitas dan materialitas semata, yang menyatakan alam semesta ini adalah serangkaiam peristiwa alam yang serta merta terbentuk, terlebih lagi kepada para atheis yang memandang segala sesuatu terbentk tanpa penciptaan dengan rencangan kesempurnaan.
Kehidupan dunia ini merupakan sebuah ujian dimana kebaikan dibedakan dari kejelekan, walaupun terdapat kekacauan dan kejahatan di dalam kehidupan ini, merupakan kebutuhan bagi orang-orang untuk hidup selaras dengan al-Qur’an. Hanya ketika orang-orang hidup berdasarkan keridhaan Allah, dan sesuai dengan al-Qur’an, dunia akan menjadi tempat yang sempurna untuk menjalin persahabatan, persaudaraan, kejujuran, cinta dan kasih sayang. Sebuah fakta bahwa dunia ini diciptakan sebagaimana yang dijelaskan di dalam al-Qur’an juga merupakan bukti adanya keberadaan akhirat. Manusia akan diuji apakah mereka mematuhi al-Qur’an atau tidak. Dalam salah satu ayat, Allah SWT menjelaskan :
"Yang Menciptakan mati dan hidup, untuk Menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun". (Surat al-Mulk, 2)
Kesempurnaan yang kekal sepanjang masa terdapat di dalam surga yang abadi yang diciptakan oleh Allah. Allah yang Mahakuasa akan melimpahkan keindahan atas kesempurnaan-Nya, bersama-sama dengan keberkahan yang paling menyenangkan, kepada orang-orang beriman di akhirat. Surga adalah sebuah tempat dimana tidak ada kejahatan, ketidaksempurnaan, kesedihan atau ketakutan, di mana kenikmatan akan diberikan selama-lamanya. Ini merupakan perwujudan keindahan yang luhur yang dimiliki oleh Allah, Dialah yang memiliki kekuatan untuk menciptakan kesempurnaan dan keberkahan yang terbaik. Sebagaimana yang Allah jelaskan di dalam al-Qur’an :
"Yang disaksikan oleh (malaikat-malaikat) yang didekatkan (kepada Allah). Sesungguhnya orang-orang yang berbakti benar-benar berada dalam (surga yang penuh) kenikmatan, mereka (duduk) di atas dipan-dipan melepas pandangan". (Surat al-Mutaffifin, 21-23)
Klik Download Video HAKIKAT KEHIDUPAN DUNIA - PERJALANAN KE AKHIRAT
Kemudian dari setiap sikap yang direfleksikan makhluk itu (human), pasti terdapat penyimpangan-penyimpangan dalam kejhidupan nyata ini. marilah kita belajar dari kisah Nabi Nuh a.s. dengan kaumnya, kemudian Kaum Luth, serta Fir'aun dan kalangan dekatnya.
Klik lihat untuk melihat animasinya.
Maka daripada itu, marilah bersama untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, dengan rasa lemah akan kebesaranya karena keesaan Allah yang satu hanya bisa kita rasakan dengan sempurna jika kita bisa membuat diri pribadi menjadi bersih, menjadi fitrah, menjadi nol "0" sehingga saat kita berada dalam keadaan seperti itu sesuai dengan rumusan matematis sederhana 1/0 [=] "tek terhingga", sesuai dengan ckebesaran-Nya yang tek terbatas oleh akal pikiran kita. Semoga Bermanfaat bagi kita semua.'Amiin ya Robbal 'alamiin.
Source: http://www.harunyahya.com/ dan http://www.bangsamusnah.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar